Jumat, 20 Juni 2008

Mang Kunteng, Presiden Republik Humor

Judul : Mang Kunteng
Jenis Buku : Humor cerdas
Penyunting : Ridho Al-Hamdi dkk
Halaman : 174 + Cover
Cetakan 1 : Juni 2008
Penerbit : Bukamata Yogyakarta
Harga : Rp. 18.750,-



Awalnya, Mang Kunteng merupakan rubrik humor tetap di Majalah Kuntum sejak awal tahun 1980-an hingga sekarang. Lambat laun, nama Mang Kunteng menjadi akrab di telinga pembaca dan menjadi trade mark tersendiri bagi majalah pelajar ini. Jika para pembaca membuka lembaran-lembaran Kuntum, tak lupa pasti dibacalah humor Mang Kunteng.

Tokoh Mang Kunteng ibarat tokoh yang dimunculkan oleh Majalah Kuntum seperti Si Kabayan di Jawa Barat. Si Amang, panggilan akrab Mang Kunteng, dilahirkan seperti orang biasa yang berdialog dengan rakyat tentang persoalan-persoaln yang muncul di masyarakat, baik itu persoalan pendidikan, politik dan negara, agama, bahkan hingga pada persoalan tentang anak muda, kesehatan, binatang, tanaman, olah raga, anggota badan, keseharian, serta pribahasa dan teka-teki. Kesemua persoalan itu tentunya dikemas dalam jawaban humor dengan gaya khas ala Mang Kunteng.

Kehadiran buku ini diibaratkan seperti sebuah interupsi kecil di tengah persoalan negara yang disibukkan dengan persoalan politik dan demokrasi yang sejatinya masih belum bisa membawa pada kesejahteraan rakyat. Okelah, kita sepakat bahwa era Orde Baru belum bisa membawa rakyat Indonesia kepada kesejahteraan dan berharap era reformasi akan membawa rakya ke sana, yaitu ’mimpi-mimpi surga’. Tapi apa dikata, sebagian orang masih berceloteh, ”Enak di zaman Soeharto. Apa-apa masih murah dan nggak naik seperti sekarang”. Apa pun komentar mereka, tapi itulah yang terjadi di realitas masyakarat kita, bahwa demokrasi belum bisa berpihak pada rakyat.

Di tengah persoalan itu semua, Mang Kunteng hadir untuk memberikan banyolan-banyolan dan celetukan-celetukannya kepada kita, berharap kita masih bisa tersenyum ikhlas di tengah hiruk pikuk dunia yang semakin kejam ini. Dia bisa diibaratkan sebagai oase di tengah gurun yang sangat panas. Saatnya, bendera komedi tampil di tengah rasa itu-itu saja.

Tidak ada komentar: